TeknoGeng.id | Teknologi – Diduga ratusan karyawan menjadi “korban” dalam upaya pemangkasan yang dilakukan oleh salah satu perusahaan start-up terbesar di Indonesia, Bukalapak. Perusahaan besar yang bergerak dalam sektor e-commerce ini, melakukan langkah efisiensi dengan memberhentikan karyawannya.
Kabar mengejutkan ini berhembus kencang per hari Selasa (10/9) kemarin. Salah satu sumber dari situs berita online cnnindonesia menyebutkan bahwasannya beberapa divisi mengalami perampingan yang cukup signifikan.
Divisi tersebut antara lain engineer, marketing, dan customer services. Ditanyakan mengenai jumlah karyawannya, sumber tersebut pun belum bisa menyebutkan angka secara pasti. Namun seperti yang disebutkan sebelumnya diduga karyawan yang terdampak berjumlah ratusan. Sayangnya pihak bukalapak sendiri belum bisa ditemui untuk dikonfirmasi kebenaran satu ini.
BACA JUGA : Fans Sempat Kesal, Xiaomi Rilis Iklan Paksa Menjengkelkan
Efisiensi, langkah tepat menuju Decacorn?
Kita semua tahu bahwasannya Bukalapak bersama Tokopedia, hingga Go-Jek merupakan salah satu perusahaan start-up yang memiliki gelar Unicorn. Artinya Bukalapak adalah salah satu perusahaan start-up swasta yang memiliki nilai valuasi lebih dari $1 Miliar.
Namun kini satu lagi parameter muncul yakni Decacorn. Dimana nilai valuasi perusahaan tersebut mencapai $10 Miliar. Baru ada 5 perusahaan swasta di dunia yang berhak mendapatkan predikat ini. Dua diantaranya adalah SpaceX dan Grab.
Tentu para pengusaha dalam negeri juga sedang mengejar predikat tersebut sekaligus menjadi wakil dari Indonesia. Termasuk Bukalapak yang kini berpredikat Unicorn. Namun untuk mendapatkan predikat tersebut tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
BACA JUGA : 8 Alat Teknologi Yang Wajib Dimiliki oleh Siswa dan Mahasiswa Zaman Sekarang!
Dan akhirnya berhembus kabar bahwasanya efisiensi yang dilakukan oleh bukalapak menjadi salah satu upaya untuk mengejar predikat Decacorn. Hal ini diketahui berdasarkan pendapat pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Fithria Faisal Hastiadi.
“Mungkin ini bagian dari strategi mengejar status yang lebih tinggi, decacorn misalnya. Mungkin ada masukan dari investor bahwa Bukalapak telah gemuk sehingga perlu lakukan efisiensi untuk lebih cepat pertumbuhannya,” ujar Fithria cnnindonesia.com.
Namun pada dasarnya apabila ternyata PHK masal tersebut dilakukan, justru merupakan langkah yang tidak begitu efektif. Mengingat tentu saja Bukalapak harus menyiapkan untuk membayar pesangon kepada karyawannya yang di PHK.
Tetapi apabila memang kemungkinan adanya isu “overload” karyawan yang mendasari PHK masal tersebut, tentu perampingan merupakan satu dari seribu solusi yang mungkin harus diambil. Sehingga kinerja serta mobilitas perusahaan dapat berjalan lebih efektif.
(ftn/tkn)
